Senin, 21 Desember 2009

Ibu, “selamat hari ibu”...................22 Desember 2009

Ibu, puisi ini sengaja kutulis dalam kegelapan musim dan waktu
hanya puisi murung tak berarti
Namun, dengan hati ibu yang tulus
serta penuh kasih
pastilah ibu mengetahui kebenarannya

Dahulu aku mengira
Ibu hanyalah perempuan lemah
yang tak punya pendirian
mengabdi pada suami bagaikan kuli
Ibu rela bekerja keras di tengah hujan dan terik matahari
acuhkan sakit, seorang diri
serta tiada mendendam kepada siapa pun
demi anak-anak ibu

Ketika ayah sakit......., ketika ayah pergi sebentar keluar kota.....ketika ayah hendak pergi jauh untuk mencari nafkah..........Ibu menangis sepanjang hari....
Pertanyaan kanak-kanak yang marah
selalu berakhir dengan pertanyaan lagi
ketika ibu menyahut parau,
Ibu mencintai ayahmu, nak.
Aku segera berlari lalu membanting pintu

Kini aku mengerti bahwa kesanggupan mencintai bukan hal biasa
bahkan, seringkali mengejutkan orang lain

Rasa cinta yang begitu besar pada seseorang
kuwarisi dari Ibu
Tapi, kepasrahannya tidak

Perjuangan kami ini untuk menolak menjadi tunduk pada hidup
bukan untuk memisahkan Ibu dari anaknya,
para suami dari istri mereka,
kakek atau nenek dari sang cucu,
ataupun seorang kakak dari adik-adiknya,
melainkan untuk menyatukan seluruh rasa kita
dalam kedamaian
yang tak pernah lagi kita miliki
setelah puluhan tahun

Maafkan anakmu
bila perjuangan kami
telah membuat ibu terpaksa menempuh hidup yang sunyi

Bukankah dalam hati kecil Ibu
selalu mendoakan kami?


ibu, hari ini kami memperingatimu

ibu, “selamat hari ibu”

Terimalah salamku, sembah sujudku, sungkemku

dari anakmu.....

1 Komentar:

Pada 26 April 2010 pukul 13.07 , Blogger The TattooDesign101 mengatakan...

:) Taken from http://www.trieffendi.com/uneg-uneg/puisi-untuk-ibu.html

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda