Minggu, 13 Desember 2009

TINITUS

Tinitus merupakan suara berdenging, mendesis atau lainnya yang terdengar pada telinga atau kepala.

Suara yang terdengar begitu nyata dan serasa berasal dari dalam telinga atau kepala. Pada sebagian besar kasus gangguan ini tidak begitu menjadi masalah. Namun bila terjadinya makin sering dan berat maka akan menganggu juga. Tinitus bukan merupakan suatu penyakit melainkan sebuah gejala dari suatu penyakit atau kondisi tertentu.

Tinnitus secara umum terbagi atas dua jenis, yaitu tinnitus subjektif dan tinnitus objektif. Tinnitus subjektif adalah suara yang hanya bisa didengarkan oleh sang penderita, sedangkan tinnitus objektif bisa didengar juga oleh dokter yang memeriksa sang penderita. Biasanya disebabkan oleh hipertensi atau masalah otot dan tulang telinga dalam.

Apakah yang Menyebabkan Tinitus?

Di telinga bagian dalam, ada bulu-bulu halus yang berfungsi menghantarkan rangsangan. Bulu-bulu ini akan bergerak bila ada tekanan atau gelombang suara yang datang. Bulu ini kemudian akan menempel pada bulu tetangganya untuk mengirimkan gelombang suara tadi. Proses ini berjalan terus sampai ke otak.

Namun pada tinnitus, bulu halus ini rusak dan lepas karena tekanan yang terlalu kuat, benturan, atau suara yang terlalu keras. Bulu halus yang lepas ini akan melayang-layang didalam telinga dalam. Bila bulu ini menempel pada bulu yang sehat, maka ia akan terus menghantarkan rangsangan sehingga kita merasa seolah-olah mendengar suara meskipun lingkungan sekeliling kita hening. Pada beberapa kasus, tinnitus merupakan sesuatu yang normal alias tidak ada yang perlu di khawatirkan.

Penyebab lain dari tinitus adalah gangguan keseimbangan cairan dalam telinga, infeksi, atau penyakit yang menyerang tulang - tulang pendengaran dan gendang telinga.

Suara yang terlampau keras atau bising juga sering menyebabkan terjadinya tinitus disamping akan mengganggu fungsi pendengaran secara keseluruhan. Sayangnya, banyak diantara kita tidak terlalu ambil pusing terhadap paparan suara keras yang berasal dari suara musik, senjata api, dan lain lain. Suara musik yang keras yang sering tidak kita sadari, dalam jangka panjang juga akan menyebabkan kerusakan permanen pada telinga.

Penumpukan kotoran telinga (cerumen) juga salah satu penyebab tinnitus. Pada keadaan normal, cerumen yang lengket berfungsi untuk memerangkap kotoran atau bakteri agar tidak masuk ke dalam telinga. Cerumen akan dikeluarkan sendiri oleh tubuh kita. Ini sebabnya, kita terkadang merasakan seperti ada sesuatu yang keluar dari dalam telinga kita. Tetapi bila jumlah cerumen terlalu banyak, maka tubuh akan kesulitan mengeluarkannya dan terjadi penumpukan sehingga menyebabkan gangguan pendengaran dan tinnitus.

Beberapa obat juga diduga dapat menyebabkan atau memperparah tinnitus. Misalnya antibiotik jenis kloramfenikol, eritromisin, vankomisin, tetrasiklin dan bleomisin, obat diuretic seperti furisemid, bumetadin, dan asam etakrinik, obat malaria seperti kuinidin, dan pemakaian aspirin yang terlalu banyak (lebih dari 12 kali per hari).

Tekanan darah yang tinggi juga dapat menimbulkan tinnitus. Tekanan darah yang tinggi memperkuat bunyi yang dihasilkan jantung dan melipatgandakan bunyi yang diterima telinga dalam.

Wawancara mengenai riwayat penyakit sebelumnya, pemeriksaan fisik, dan serangkaian tes dapat membantu para dokter dalam menegakkan diagnosa tinitus. Dokter akan memeriksa apakah ada sumbatan oleh cerumen atau tidak. Pemeriksaan dengan radiogram, maupun dengan sinar-X, MRI, atau CT scan. Data ini akan dapat dipakai oleh dokter untuk menentukan kualitas dan kuantitas dan tinitus.

Bila ternyata penyebab tinitus belum diketahui maka pasien tersebut dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pendengaran atau audiogram. Pola hilangnya fungsi pendengaran dan hasil pemeriksaan audiogram dapat dijadikan pegangan oleh dokter untuk menentukan penyebab tinitus. Pada kebanyakan kasus, penyebab pasti tinnitus tidak dapat diketahui sehingga terkadang tidak bisa dilakukan penanganan.

Bagaimana Mengobati Tinitus?

Setelah dilakukan pemeriksaan yang teliti, dokter akan dapat menentukan penyebab dari tinitus dan melakukan pengobatan terhadap penyebab itu. Pada beberapa kasus yang penyebabnya tidak dapat diidentifikasi, dokter tidak mampu untuk memberikan pengobatan yang tepat. Keadaan ini memaksa pasien untuk mengalami tinitus sepanjang hidupnya.

Gunakanlah cotton bud yang ukuran kapasnya sesuai dengan diameter liang telinga anda. Bundelan kapas yang terlalu besar akan mendorong kotoran telinga ke bagian lebih dalam sehingga menempel pada gendang telinga. Keadaan ini akan mendorong terjadinya tinitus.

Minumlah obat obatan sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter. Jangan meminum obat sembarangan dan berlebihan. Gunakan penutup telinga atau pelindung telinga bila anda terpaksa berada di lingkungan yang bising, dan hindari tekanan atau benturan keras pada kepala.

Berikut beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk mengurangi gejala tinitus yang saat ini anda rasakan :

1. Hindari tempat tempat yang bising.

2. Kendalikan tekanan darah.

3. Hindari makanan atau minuman yang menstimulasi saraf seperti kopi dan rokok.

4. Hindari stress sebab stress memperparah tinitus yang anda derita.

5. Cobalah berhenti memikirkan tinitus yang anda derita.

6. Istirahatlah yang cukup.

7. Berolah raga teratur.

8. Hindari mengkonsumsi obat aspirin berlebihan, maupun obat-obat yang dapat memicu tinitus.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda